Senin, 18 Januari 2016

BENIH


   Siapa yang tidak senang jika di ajak ke taman bunga, atau ber-selfie ria di taman yang memiliki taman bunga yang indah, pasti saya mau. Saya memang tidak punya kebun bunga, tapi saya pernah berfoto di sebuah taman bunga. warna dan tekstur bunga yang berbeda dan unik-unik serta warna-warnanya yang cantik selalu bisa memanjakan mata, benar khan? Pokoknya jika ada yang mau ajak saya jalan-jalan, ajaklah saya ke taman bunga (lohhhh? ) eh salah fokus guys..hehhehe. melihat bunga yang cantik-cantik pasti ga lepas dari yang namanya benih, dengan jenis-jenis yang berbeda, bunga juga memiliki benih yang harus ditanam di tanah yang subur, beda banget sama pohon rambutan yang ditanam almarhum mami saya di tanah yang banyak batunya, bertumbuh sih, tapi ga pernah ada buahnya, sampai –sampai kata mami saya, itu karena banyak hama, eh ternyata setelah batu-batunya disingkirkan, pohon rambutan itupun berbuah. Ngebahas soal benih, saya jadi ingat 3 tipikal orang yang mendengarkan firman : 1. Rapuh, 2. Plinplan 3.berkomitmen. 
   Diantara 3 tipikal orang tersebut yang paling banyak ditemui adalah tipikal 1 dan 2. Saudara, memang benar Firman Tuhan sanggup mengobati yang terluka, tapi tidak hanya mengetahui sebatas itu. Malahan bagi sebagian orang yang memulai hidup barunya berprinsip bahwa jika dia sudah menerima Yesus maka pasti selamat. Guys, emang bener kita terima Yesus kita selamat, tapi tindakan, hidup kita juga harus menjadi bukti bahwa kita sudah menerima Yesus. Yuk kita baca Lukas 8 : 13 – 14 “yang jatuh ditanah yang berbatu-batu itu ialah orang yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira,tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh di dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah. Yang jatuh ditanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”.
  Jujur saja, saya pernah menjadi salah satu diantara perumpaman tentang benih seorang penabur ini, saya pernah dalam keadaan yang seperti benih yang jatuh ditanah yang berbatu-batu dan ketika mendengar firman saya begitu excited, karena saya merasa Firman Tuhan yang saya derngar mendukung keadaan saya yang rapuh pada saat itu, setelah melewati hari-hari yang penuh damai, saya dikejutkan dengan kabar buruk yang membuat saya marah-marah sama Tuhan, saya bertanya pada Tuhan mengapa Mami saya meninggal, mengapa ponakan saya meninggal, mengapa kakak ipar saya meninggal, mengapa saya mengalami kekecewan berbulan-bulan karena dikhianati, mengapa saya ditolak, mengapa, mengapa dan mengapa? Saya bertanya dan saya tidak mendapat jawaban yang harusnya saya dapatkan dari Tuhan karena saya memaksakan Tuhan harus menjawab seperti yang saya ingini. Keadaan saya makin tidak bertumbuh. Hingga pada ahkirnya, Tuhan mulai memulihkan keadaan saya, dan saya memilih untuk memfokuskan pandangan saya pada Tuhan melalui keputusan-keputusan dan komitmen-komitmen yang saya buat untuk mengikuti Yesus, melihat dan merasakan pengalaman bersama Tuhan bertahun-tahun hingga saat ini. 
   Pernakah saudara menjadi seperti benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu? Atau yang jatuh di semak duri? saudara, Firman Tuhan memang mampu mengobati yang terluka, mengangkat yang terjatuh, memberikan semangat bagi yang putus asa , namun firman Tuhan yang saudara dengar tidak bisa hanya sebatas saudara memerlukan saat saudara berada dalam masa kesesakan, Firman Tuhan yang kita dengar harus bertumbuh dan berbuah dalam hidup kita setiap hari, aktifitas kita, lingkungan kita, tindakan kita, keputusan kita, komitmen kita, melatih hati kita mendengar FirmanNya adalah cara yang tepat, Mazmur 85 : 9 mengatakan “aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihinya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?”. Semakin kita melatih hati kita mendengar dan melakukan firman, kita akan terbiasa menjalankan aktifitas kita dengan kekuatan baru setiap hari, Ratapan 3 : 22 - 23 menyatakan “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis – habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”.
 Kita tidak bisa melihat kesetiaan Tuhan yang baru jika kita tidak merenungkan dan melakukan firmanNya setiap hari. Karena “kata Yesus kepadanya:”Akulah jalan dan KEBENARAN dan HIDUP. tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14 : 6). 
  Benih yang jatuh ditanah yang baik adalah gambaran hati yang mau bertumbuh, yang membutuhkan benih Firman Tuhan agar berbuah dalam keputusan dan tindakan. Jika saudara merasa saudara sama seperti benih yang jatuh ditanah yang berbatu atau semak duri, mari rubah hati saudara menjadi hati yang mencari Tuhan Yesus bukan hanya saat saudara ada masalah namun karena Dia lebih dari yang saudara butuhkan.  


12 : 53  5 January 2016

I thank You,Lord for having me a new wisdom everyday. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar